Stunting di Kalimantan Barat
Maraknya stunting masih menjadi permasalahan di indonesia khususnya pada bidang kesehatan.
Jadi apa itu Stunting?
Secara umum, stunting adalah salah satu penyakit kronis yang memengaruhi faktor pertumbuhan anak-anak. Lantas, penyakit seperti apa stunting itu dan apa penyebabnya?
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang membahayakan.
Berikut beberapa faktor penyebab Stunting?
1.Kurang Gizi dalam Waktu Lama
penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.
2.Pola Asuh Kurang Efektif
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.
3.Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan.
4.Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu
Saat kehamilan, seorang ibu tidak boleh mengalami tekanan mental karena akan berpengaruh pada kondisi kesehatan anak yang dikandung. Jika seorang ibu mengalami gangguan mental dan hipertensi dalam masa kehamilan, risiko anak menderita stunting juga semakin tinggi.
5.Faktor Sanitasi
Sebelumnnya pengertian dari Sanitasi adalah sebuah perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup dengan bersih dan bermaksud untuk mencegah manusia bersentuhan secara langsung dengan bahan- bahan kotor dan berbahaya yang mana perilaku ini menjadi usaha yang diharapkan bisa menjaga serta meningkatkan kesehatan manusia. Sedangkan Salah satu contoh sanitasi yang buruk adalah keterbatasan akses pada air bersih yang akan mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor penyebab stunting.
Kemudian adapun cara mencegah Stunting?
- Pahami Konsep Gizi
Pastikan Kamu mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terlebih saat masa kehamilan. Pahami konsep gizi dengan baik dan terapkan dalam pola asuh anak.
- Pilihan Menu Beragam
Upayakan untuk selalu memberi menu makanan yang beragam untuk anak. Jangan lupakan faktor gizi dan nutrisi yang dibutuhkan mereka setiap harinya. Saat masa kehamilan dan setelahnya, Ibu pun perlu mendapatkan gizi yang baik dan seimbang agar dapat menghindari masalah stunting.
- Pemeriksaan Rutin
Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check up rutin.
- Pentingnya ASI
Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat menunjang pertumbuhan anak. Dalam ASI, terdapat zat yang dapat membangun sistem imun anak sehingga menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah stunting.
- Konsumsi Asam Folat
Asam folat berperan penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%. Dengan asupan asam folat, kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan juga bisa dicegah.
- Tingkatkan Kebersihan
Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus yang bisa Anda lakukan untuk mencegah stunting pada anak. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh Anda dan si kecil. Anda juga disarankan selalu memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi.
Adapun kasus penyakit stunting di indonesia khususnya di Kalimantan Barat
BKKBN : Stunting di Sambas diatas angka Provinsi Kalbar
Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat menyatakan, angka stunting (kerdil) di Kabupaten Sambas masih tinggi, yakni sekitar 32,06 persen atau di atas angka Provinsi Kalbar sebesar 29,08 persen, kata Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Muslimat.
“Kami dorong agar kasus stunting di Kabupaten Sambas ini bisa ditekan dengan cara membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS),” kata Muslimat saat melakukan audiensi bersama Wakil Bupati Sambas, Fahrul Rofi di Sambas, Kamis.
Dia menjelaskan, Perpres No 72 tahun 2021 di mana BKKBN telah ditunjuk Presiden, selaku koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting Indonesia. Selain itu turunan dari Perpres tersebut dikeluarkan Peraturan Kepala BKKBN No 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) 2021-2024, salah satu poin-nya melakukan koordinasi ke provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka pembentukan TPPS di setiap provinsi dan kabupaten/kota.
“Hal itu harus segera kami lakukan, karena berdasarkan angka stunting Indonesia yang dikeluarkan WHO, Indonesia berada diangka 20 persen. Untuk itu presiden memberikan target bahwa angka stunting Indonesia tahun 2024 mencapai angka 14 persen,” katanya.
Sementara itu, Seperti yang kita ketahui Wakil Bupati Sambas, Fahrul Rofi mengatakan, melalui visi misi Kabupaten Sambas yaitu Gerakan Pembangunan Karakter dan Budi Anak Sambas (Gerbang Kartiasa) diharapkan kedepannya isu-isu sosial seperti stunting, kekerasan terhadap perempuan, pernikahan usia muda serta permasalahan sosial lainnya bisa diatasi.
Penanganan kasus stunting merupakan tanggung jawab bersama, karena visi misi ini bersifat gerakan, sehingga harus sampai ke level keluarga di masyarakat, di tingkat kabupaten, kecamatan serta desa dan semua elemen-elemen pemerintahan dan elemen sosial masyarakat.
“Harapan kami agar gerakan ini bisa berjalan lancar sehingga dapat menekan isu-isu sosial yang ada di Kabupaten Sambas. Kami mengakui angka stunting di Sambas saat ini cukup tinggi sehingga tantangan dan tugas berat yang harus dikerjakan bersama-sama,” ujarnya.
Ia mengatakan, bila tidak cepat diatasi maka kasus stunting, permasalahannya akan menyebar kemana-mana, berkaitan dengan perlindungan anak, pemberdayaan perempuan, kesehatan, pendidikan, lingkungan, pangan serta agama. Semua komponen yang menangani permasalahan tersebut harus berkolaborasi untuk mengatasi stunting ini.
Seperti yang kita ketahui lagi Sambas merupakan lumbung padi bagi Kalbar, serta pintu gerbang Indonesia karena berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, dan sekitar 75 persen mata pencarian penduduknya adalah petani.
Upaya peningkatan kualitas padi itu pastinya ada hubungannya dengan penanganan percepatan penurunan stunting, dan ini merupakan salah satu upaya dalam penanganan stunting.
Kemudian upaya kebijakan lain yg bisa kita lakukan ialah untuk saat ini bisa mengadakan program-program penanggulangan stunting diantaranya Pemberian Makan Tambahan (PMT)pada Balita dan Ibu hamil,Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil, peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita.
(*Naja Sagita Putri