TREND TANAM SAWIT DI PEKULAI DAN BANGKITNYA SEMANGAT KELOMPOK TANI

Tim Pendamping Desa Swandiri Inisiatif Sintang mulai melaksanakan lanjutan kegiatan Pemetaan lahan persil petani swadaya di Desa Pekulai Bersatu yang nantinya akan diteruskan dengan program Penguatan dan pengorganisasian kelompok petani kecil untuk menerapkan praktik kelapa sawit berkelanjutan. Pemetaan dilakukan dengan metode survey dan observasi lapangan menggunakan drone dan GPS Selama 25 hari,  kemudian data peta digital akan diolah menggunakan QGIS 3.22 quantum sebagai salah satu syarat bagi petani swadaya untuk pendaftaran STDB.

Dilapangan kami menemukan fakta yang mengejutkan terjadinya peningkatan minat para petani swadaya dalam menanam kelapa sawit. tidak sedikit petani yang mengkonversi lahan jengkol dan karetnya menjadi lahan perkebunan untuk kelapa sawit. Tercatat penambahan jumlah petani sawit yang awalnya hanya teridentifikasi sebanyak 47 Petani kelapa sawit kini mengalami peningkatan sebanyak 32 petani dengan total keseluruhan 79 petani 109 persil lahan kelapa sawit usia 0-3 tahun yang ada di Desa Pekulai Bersatu, diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah seiring maraknya trend tanam kelapa sawit ini di Pekulai.

Terjadi sejak setahun belakangan ini trend menanam kelapa sawit di Pekulai awalnya dimulai dari para petani yang mulai tergiur melihat petani desa sebelah sudah mulai panen dan mendapatkan hasil yang lumayan dari perkebunan sawitnya. Rendahnya harga jual karet dan jengkol yang hanya bisa di produksi 1 tahun sekali itupun jika tidak terpengaruh cuaca buruk membut para petani di Pekulai mencari solusi alternatif untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Alhasil kelapa sawit adalah komoditi yang mereka pilih untuk menggantikan karet dan jengkol yang harganya terus merosot dan tanpa kepastian pembeli hasil produksinya.

Bak gayung bersambut Pemerintah Desa Pekulai Bersatu melihat fenomena ini sebagai harapan baru penggerak roda ekonomi desa yang selama ini mandek karena lemahnya komoditi karet dan jengkol, sehingga pada kesempatan anggaran tahun sebelumnya Pemerintah Desa Pekulai Bersatu mengadakan bantuan Bibit Kelapa Sawit untuk 140 KK yang ada di Pekulai, masing-masing mendapat 100 bibit per KK. Tidak sampai disitu ditahun anggaran yang akan datang Pemerintah Desa Pekulai juga berencana untuk menambahkan bantuan bibit kelapa sawit bagi petani demi meningkatkan jumlah lahan kelapa sawit yang ada di Desa Pekulai Bersatu. Harapannya dengan bertambahnya jumlah kelapa sawit yang ditanam akan meningkatkan produktifitas para petani dan tentu diharapkan dapat berdampak bagi perputaran roda ekonomi desa.

Kelompok Tani di Desa Pekulai Bersatu yang awalnya seperti mati suri pun ikut mersakan semangat dan harapan baru dari trend ini tak heran Ketika kami melaksanakan kegiatan Penguatan dan pengorganisasian kelompok petani kecil untuk menerapkan praktik kelapa sawit berkelanjutan sangat-sangat di sambut baik oleh mereka. 5 kelompok tani yang sebelumnya kehilangan harapan kini mulai berupaya bangkit untuk meningkatkan kapasitas kelompok dan anggotanya. dimulai dari pemenuhan syarat administrasi dan legalitas kelompok hingga melakukan restruktur organisasi kelompok, para petani didesa pekulai mulai berbenah dan bertransformasi kearah yang positif. melihat antusisme para petani dalam mengembangkan diri dan kelompoknya kami juga berencana untuk memberikan pelatihan berupa Good Agriculture Practice dalam series lanjutan program penguatan dan pengorganisasian kelompok petani kecil dengan tema budidaya kelapa sawit dan sertifikasi.

Akan tetapi masih terdapat suatu masalah yang amat besar dan menjadi batu penghalang tujuan mulia meningkatkan taraf hidup masyarakat desa pekulai bersatu terkhusus para petani sawit swadaya disana. pekulai bersatu masih masuk dalam kawasan hutan produksi terbatas yang artinya lahan disana tidak bisa dipergunnakan untuk tanaman komoditi. para petani disanapun tidak memiliki legalitas atas tanahnya, sampai saat ini mereka masih dianggap petani ilegal dan beresiko dipidana.

 

Penulis : Aldo Topan R