MEDIA KOMUNIKASI DIGITAL MASYARAKAT

Anda sedang membaca

FORSTAR Berkolaborasi Bersama BAWASLU KABUPATEN SINTANG Ajak Kaum Muda Lakukan Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024

MEDIA KOMUNIKASI DIGITAL MASYARAKAT

EVENT Masyarakat Politik

FORSTAR Berkolaborasi Bersama BAWASLU KABUPATEN SINTANG Ajak Kaum Muda Lakukan Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024

Banyak Fenomena yang terjadi di jagat dunia maya tentang situasi perpolitikan yang ada di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024. Situasi ini jelas berpengaruh besar pada jalannya proses-proses demokrasi di Indonesia. Arus informasi yang begitu cepat memberikan segala macam informasi baik positif maupun negatif jelang pelaksanaan pemilu. bahkan perang antar Buzzer tim pemenangan politisi tertentu sering menggiring publik kepada suatu sikap suka dan tidak suka kepada seseorang atau sekelompok orang. Masyarakat sesungguhnya memiliki peran penting dalam pelaksanaan pemilu 2024, bukan sekedar menjadi pemilih, masyarakat juga dapat menjadi pengawas proses pelaksanaan pemilu, peran pengawasan ini peting dilakukan oleh masyarakat demi meminimalisir praktik politik curang yang dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan menjadikan orang-orang yang tidak jujur menjadi pemimpin. Oleh karena itu sumber-sumber informasi kredibel sangat diperlukan agar pelaksanaan pemilu dapat berjalan secara sehat dan fair.

 

Menyadari akan tingginya persentase pemilih dari kalangan millenial dan Gen Z yang jelas dekat dengan arus informasi sosial media hari ini, FORSTAR berkolaborasi bersama BAWASLU Kabupaten Sintang melaksanakan Diskusi Publik : MEMBANGUN KESADARAN KOLEKTIF GENERASI MUDA SINTANG MELAKUKAN PENGAWASAN PARTISIPATIF PADA PEMILU 2024. Pada 30 Januari 2023 di Aula Hotel Bagoes Jl. Dharma Putera, Sintang. Dengan mengundang perwakilan mahasiswa se-Kabupaten Sintang dan OKP. kegiatan ini sendiri bertujuan untuk merumuskan bentuk yang efektif keterlibatan kaum muda untuk berperan aktif dalam melakukan pengawasan partisipatif pada pemilu 2024 dengan pemanfaatan informasi dan interaksi digital di Kabupaten Sintang. Bersama dua orang pemantik diskusi yaitu Joko Susilo S,E.,MM (Akademisi UMPKS) dan Dr. Redin,SH,M.H (Akademisi UNKA).

 

Joko Susilo dalam penyampaiannya mengatakan pemilu kali ini di dominasi oleh kalangan GEN Z dan Millenial, yang mana di level Nasional pemilih dari kalangan Milenial mencapai 33%, sedangkan GEN Z mencapai 23% dengan total 50% lebih merupakan pemilih dari kalangan GEN Z dan Millennial. Selain itu terdapat pula 3 jenis preferensi pemilih, pertama adalah pemilih dengan Preferensi Sosiologis yang mengedepankan kesamaan karakteristik sosial seorang calon pemimpin, kemudian preferensi Psikologis yang berdasarkan dengan kedekatan individu , dan terakhir atas preferensi rasional yang mana lebih mengedepankan isu-isu teknokratik, program, dan visi-misi calon pemimpin. 

 

Banyaknya gimmick-gimmick yang berseliweran di media sosial sudah menjadi konsumsi bagi kalangan pemilih mayoritas GEN Z dan Milenial hari ini, tentunya ini akan mengaburkan nilai-nilai rasionalitas dalam memilih pemimpin nantinya, ditambah lagi banyak-nya “Swing Voters” menjadikan pemilu serentak 2024 semakin rentan dengan praktik-praktik curang politisi yang tidak bertanggung jawab demi meraup suara para Swing Voters yang memang di dominasi oleh kaum muda. Oleh karena itu dibutuhkan penguatan wawasan politik penting diberikan kepada kelompok muda. Dilanjutkan oleh Dr. Redin (Akademisi Unka) juga menyampaikan usulannya kepada BAWASLU dan FORSTAR untuk mendukung upaya peningkatan pengawasan partisipatif :  pertama dengan membuat program pengawasan partisipatif untuk pemilih pemula di tingkat SMA/MA/SMK, kedua Program pendidikan pengawasan partisipatif di lingkungan Civitas Akademika, Ketiga pelibatan Alumni Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) dalam Pusdik Partisipatif. Hal Ini didasari oleh beberapa hambatan menurut beliau yaitu : Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu, berkembangnya permasalahan yang semakin kompleks menjelang pemilu, dan belum adanya kurikulum pengawasan yang terkonsep dari BAWASLU untuk membekali masyarakat yang terlibat dalam pengawasan.

 

Melalui diskusi ini FORSTAR tentunya membuka ruang bagi para pihak untuk dapat berkolaborasi bersama dalam mendorong peningkatan pengawasan pemilu kepada masyarakat khususnya kepada kaum muda di Kabupaten Sintang, sehingga upaya-upaya menghadirkan nilai-nilai demokrasi di daerah semakin nyata.