Indonesia memiliki beberapa kawasan konservasi terbesar di dunia, dengan lebih dari 563 kawasan konservasi yang ditunjuk wilayah daratan pada tahun 2023. Namun, seperempatnya terdegradasi karena tekanan yang disebabkan manusia seperti penebangan liar, penggundulan hutan, degradasi hutan, kebakaran, perambahan oleh Perkebunan dan aktivitas tambang ilegal. Tekanan tinggi pada hutan secara bersamaan meningkatkan interaksi antara manusia dan satwa liar karena adanya permintaan dan jaringan kriminal terorganisasi perdagangan gelap satwa liar dan produk satwa liar. Masalah-masalah tersebut akhirnya mengancam populasi satwa liar dan mengganggu ruang kelola serta mata pencaharian masyarakat.

Salah satu satwa yang paling terdampak dan terancam dari aktivitas dan tekanan yang dilakukan terhadap hutan adalah Orangutan. Indonesia menjadi rumah bagi koleksi kera paling beragam di dunia, menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), lebih dari 70 persen spesies primata Indonesia, termasuk orangutan, terancam punah. Orangutan adalah hewan arboreal terbesar di bumi dan satu-satunya kera besar di Asia. Pulau Sumatera merupakan rumah bagi dua spesies, Pongo abelii (Sumatera) dan Pongo tapanuliensis (Tapanuli), sedangkan Pongo pygmaeus (Kalimantan) ditemukan di Kalimantan dan Malaysia. Semua spesies tersebut terancam punah menurut daftar merah IUCN dan dilindungi berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Melihat dari permasalahan tersebut Forum Konservasi Orangutan Indonesia atau FORINA melalui dukungan USAID Indonesia melaksanakan Simposium dan Lokakarya Orangutan pada tanggal 10 Desember 2024 di Jakarta, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman bersama tentang strategi konservasi orangutan saat ini dan untuk mengeksplorasi berbagai Upaya dan inisiatif insentif untuk konservasi Orangutan dan habitatnya di Indonesia.

Swandiri Inisiatif Sintang yang turut serta hadir dalam Simposium tersebut memandang pentingnya pelaksanaan symposium ini sebagai upaya untuk menumbuhkan pemahaman bersama tentang strategi konservasi orangutan saat ini dan untuk mengeksplorasi bagaimana inisiatif insentif terhadap konservasi Orangutan dan habitatnya dapat dilakukan, selain itu juga kegiatan ini sebagai salah satu langkah untuk memperkuat kapasitas organisasi lokal sehingga dapat bermitra dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mendukung upaya konservasi populasi orangutan dan habitatnya.