Bertempat di aula pertemuan Serantung Waterpark, Sintang, Kalbar. SIS dan para pihak dari Pemerintah Daerah, dan Perusahaan yang bekerja di lansekap Ketungau berdiskusi dalam agenda Lokakarya Multipihak konfirmasi dan desiminasi temuan hasil Pra-studi analisis landscape dalam menemukenali perspektif multi pihak terkait kemitraan landscape Ketungau yang diselenggarakan oleh Rainforest Alliance pada 21 November 2024.

Agenda ini merupakan pertemuan lanjutan dari beberapa kegiatan tentang Collective Landscape Action Plan (CLAP) yang pernah dilakukan sebelumnya. selain sebagai bagian dari SEKBER Multipihak Pembangunan Lestari, SIS juga salah satu NGO yang pernah bekerja di wilayah Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah. pembahasan mengenai isu strategis yang menjadi temuan berdasarkan masukan para pihak dalam penyusunan rencana strategis ini disampaikan kembali untuk difinalisasi, setidaknya terdapat 10 isu strategis yang menjadi konsentrasi dalam penyusunan rencana ini yaitu lemahnya pengimplementasian kebijakan tata ruang, kesinambungan program pemberdayaan, penyadartahuan kepada kelompok muda, diversifikasi komoditas perkebunan dan pertanian, produktivitas hasil pertanian, ekosistem daerah aliran sungai (DAS), perlindungan terhadap ekosistem esensial, konflik sosial di wilayah industri, lemahnya partisipasi masyarakat, dan optimalisasi pemanfaatan CSR perusahaan.

Berdasarkan temuan di atas diskusi dilakukan untuk menambah dan mengoreksi berbagai persoalan lain yang luput menurut masukan dari para pihak, SIS dalam hal ini menambahkan hal yang dirasa tidak boleh terlewatkan dalam persoalan pembangunan yaitu tentang manajemen keuangan rumah tangga masyarakat di desa. disampaikan oleh Riky Efendi, menurutnya persoalan pengelolaan keuangan masyarakat di desa menjadi salah satu akar permasalahan dari banyak persoalan sosial di desa, berbagai pendampingan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat sipil pada akhirnya hanya membuahkan output kebutuhan program dan belum menyelesaikan persoalan ekonomi yang menghambat berbagai pekerjaan pemberdayaan. hari ini modernisasi tidak bisa dihindari, masyarakat memiliki banyak prioritas baru dalam mengalokasikan keuangan rumah tangganya sehingga ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan hidup pada satu sektor komoditas yang dinilai instan menjadi tidak terkendali dan memberikan dampak pada keberlanjutan ekosistem itu sendiri. sementara itu inisiatif pendampingan dalam mengelola keuangan rumah tangga masyarakat desa dalam hal ini sederhananya memberikan literasi keuangan dan memperkuat pengelolaan keuangan kelembagaan di desa jadi hal fundamental sehingga ketika suatu program selesai di wilayah kerjanya, masyarakat dapat berjalan secara mandiri.

Pada akhirnya diskusi ini dilanjutkan dengan menyepakati model komunikasi yang akan diterapkan dalam pembahasan mengenai landscape Ketungau bersama para pihak dalam hal ini melalui SEKBER Multipihak Pembangunan Lestari. kegiatan ini kemudian ditutup dengan penandatanganan dokumen kesepakatan para pihak.