MEDIA KOMUNIKASI DIGITAL MASYARAKAT

Menampilkan: 75 HASIL
Eksos Lingkungan OPINI

Lakukan Asesmen Kondisi Eksisting Peternakan Babi Di Lima Desa Di Kecamatan Tempunak, SIS Susun Rencana Aksi Perbaikan Peternakan Babi Sebagai Upaya Optimalisasi Komoditas Andalan

Komoditas daging babi mengalami kelangkaan akibat wabah African Swine Fever (ASF) yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sejak tahun 2019. Hal ini memberikan dampak pada lonjakan harga yang tinggi hingga mencapai 150-160 ribu rupiah per kilogram, yang pada normalnya harga daging babi hanya berkisar 60-80 ribu rupiah per kilogram. Kelangkaan daging babi membuat Kabupaten Sintang harus memasok kebutuhan daging dari Kota/Kabupaten lain seperti Bali, Singkawang, dan Pontianak. Tercatat sebanyak 44,321 ekor ternak mati akibat wabah ASF di wilayah Kalimantan Barat sejak 2021 hingga 2023.

Eksos Lingkungan Masyarakat

ANALISIS HASIL ASSESSMENT TEMBAWANG & RIMBAK GUPUNG GURUNG MALI

Tembawang, Rimba dan Gupung merupakan potensi yang dijaga keberadaan dan kelestariannya oleh Masyarakat di Desa Gurung Mali secara turun-temurun, tidak hanya karena manfaat dari Tembawang dan Rimba Gupung, akan tetapi nilai historis dan identitas adat yang melekat padanya. Oleh karena itu, kesadaran kolektif dan komitmen Masyarakat Desa Gurung Mali untuk menjaga dan melestarikan Tembawang dan Rimbak Gupung yang ada harus diperkuat. Dalam upaya memperkuat komitmen tersebut, maka Masyarakat membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Konservasi Balai Ruai pada medio tahun 2023. Setelah terbentuk, Pokja melakukan pemetaan partisipatif ditahun yang sama untuk mengidentifikasi kondisi, potensi, kepemilikan asal-usul dan bentuk pengelolaan di wilayah Tembawang, Rimbak dan Gupung. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut disusunlah Rencana Aksi Konservasi untuk perlindungan dan pemanfaatan berbasis Masyarakat di Kawasan Tembawang, Rimbak dan Gupung Desa Gurung Mali pada pertengahan tahun 2023. Pembentukan Pokja bertujuan supaya kelompok Masyarakat lebih terorganisir dalam mengelola sumberdaya yang mereka miliki terutama pada aspek tata Kelola, peningkatan kapasitas, koordinasi, dan adanya keterwakilan unsur masyarakat dalam pengelolaan hasil Tembawang, Rimbak dan Gupung.

Eksos Gender Lingkungan Masyarakat

Peluang Komoditas Babi di Masyarakat Dayak Seberuang

Salah satu potensi ternak kecil yang memiliki peluang adalah ternak babi karena pada tahun 2022 populasi ternak babi mencapai 5.176 ekor di Kabupaten Sintang. Upaya peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat di isu pertanian perlu didukung dengan manajemen rantai pasok yang kuat agar dapat memastikan ketersediaan produk dipasar salah satu sektor komoditas yang potensial berkontribusi meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sintang yang berbasis di desa salah satunya adalah komoditas Daging Babi. Proses produksi yang mudah, perawatan yang sederhana, dan permintaan pasar yang tinggi saat ini merupakan beberapa alasan supaya komoditas ini perlu dikembangkan secara lebih luas.

Baca selengkapnya dengan mengakses E-Book Gratis

Banjir EVENT Lingkungan Masyarakat

Kawal penyusunan Kajian Resiko Bencana (KRB) Kabupaten Sintang, SIS Minta Bencana Non-alam Juga Dapat di Pertimbangkan untuk Masuk Kedalam KRB

Sintang, 18 Juli 2024 bertempat di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Sintang telah diadakan rapat yang membahas inventarisasi data dan informasi serta kesepakatan jenis bencana yang dikaji untuk penyusunan dokumen kajian resiko bencana kabupaten sintang tahun 2024-2028. Rapat ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan OPD Kab. Sintang yang berkaitan dengan kebutuhan data untuk penyusunan dokumen KRB, selain itu ada juga perwakilan dari NGO yang tergabung didalam SEKBER.

EVENT Lingkungan Masyarakat

Sukses Lakukan Restorasi Tembawang Seluas 5 Hektar, SIS Inspirasi Warga Gurung Mali Lakukan Aksi Konservasi.

Rasa bangga dan haru tengah meliputi Tim Fasilitator Desa Swandiri Inisiatif Sintang (SIS). Pasalnya, saat ini mereka telah berhasil melakukan restorasi terhadap lahan tembawang yang berada di Desa Gurung Mali seluas 5 hektar dengan dukungan USAID SEGAR. Tentu perjuangan itu tidaklah mudah. Di tengah desakan ekonomi dan adanya tren menanam sawit yang menyebabkan tingginya pembukaan lahan oleh masyarakat, mendorong aksi-aksi konservasi seperti tidak masuk akal dan tidak masuk hitung-hitungan bagi mereka.

EVENT Gender Kesehatan Lingkungan Masyarakat Politik

SIS ikuti Indonesia Civil Society Forum (ICSF) 2024 Region Kalimantan dan Sumatra:

Indonesia Civil Society Forum (ICSF) merupakan forum tahunan yang membahas dan mendukung isu-isu yang dihadapi masyarakat sipil1 dan organisasi masyarakat sipil di Indonesia, termasuk di tingkat daerah. Melanjutkan kesuksesan empat pertemuan sebelumnya, ICSF pada tahun ini menyelenggarakan pertemuan serupa yang bertepatan dengan momentum Pemilihan Umum dan Pilkada Serentak 2024. Untuk merespons hasil-hasil Pemilu dan Pilkada, serta berbagai kebijakan pemerintahan baru pada periode 2024–2029, ICSF diharapkan menjadi ruang aman bagi berbagai aktor masyarakat sipil lintas isu, sektor, wilayah, dan generasi untuk melakukan refleksi dan konsolidasi bagi penguatan gerakan masyarakat sipil dan demokrasi di Indonesia.

Eksos EVENT Lingkungan Masyarakat

Diversifikasi Sumber Pangan Lokal di Kabupaten Sintang, Jadi Misi Para Pihak Menekan Ketergantungan Terhadap Beras.

Ketergantungan terhadap salah satu sumber pangan tentunya akan memberikan banyak dampak, mulai dari ketidakstabilan ekonomi yang diakibatkan oleh kerentanan harga, ketidakpastian sosial bagi petani, ketergantungan pada pasokan, dan bahkan berdampak pada lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas produksi. Di kabupaten sintang, kasus ketergantungan terhadap komoditas beras yang tinggi seakan mengesampingkan peran bahan pangan lokal yang beragam seperti umbi-umbian dan umbut-umbutan yang menjadi sumber pangan tradisional. hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu produksi, distribusi, karakter individu, dan budaya masyarakat.

EVENT Lingkungan Masyarakat

SIS Lakukan Pelatihan Pemantauan dan Pelaporan Pelanggaran Lingkungan Hidup di Kabupaten Sanggau

Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan pelaporan menjadikan pelatihan ini penting dan dapat menjadi ruang komunikasi untuk meningkatkan partisipasi dan kepekaan masyarakat terkait isu lingkungan dan pelanggaran yang terjadi. melalui pelatihan kasus pelanggaran lingkungan hidup yang terjadi antara lain Penebangan liar, penambangan emas tanpa izin (PETI), limbah industri pabrik, limbah perbengkelan, Perburuan hewan dan persampahan termasuk limbah B3.

EVENT Lingkungan Masyarakat

Swandiri Inisiatif Sintang Dorong Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Melaporkan Pelanggaran Lingkungan Hidup Menggunakan Platform Independen yang Terintegrasi dengan SP4N Lapor.

Demi tingkatkan peran serta publik dalam mewujudkan visi pemerintahan yang kolaboratif di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Sanggau khususnya pada aspek pemantauan oleh masyarakat, SIS belajar memanfaatkan Platform Pelaporan Independen yaitu TIMBY (This Is My Backyard) sebagai alat pelaporan pelanggaran lingkungan. pada 19 Februari 2024 bertempat di kantor Swandiri Inisiatif Sintang. bersama seluruh staff SIS dan Ayu Kusuma Program Manager TIMBY sebagai narasumber, kegiatan delakukan dengan pertemuan online yang diawali dengan perkenalan dan sosialisasi mengenai platform ini.

Banjir EVENT Lingkungan Masyarakat

Para Pihak Melihat Potensi Dari Hubungan Kota dan Sungai Dalam Membangun Ketahanan Kebencanaan di Kota Sintang

Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) bersama Tim River Cities Nexus (RCN) melaksanakan Diskusi Multi-pihak : Hubungan Kota dan Sungai dalam membangun ketahanan kebencanaan, pada tanggal 3 Mei 2024 di Aula Bappeda Kabupaten Sintang. RCN merupakan jaringan kerja global yang membangun platform dan basis pengetahuaan pada 40 kota-sungai di dunia. Kota Sintang merupakan salah satu dari 40 kota dalam jaringan tersebut.
Kepala Bappeda Kabupaten Sintang menyampaikan kebencanaan merupakan isu strategis RPDP, RPJMD, RKPD, dalam hal ini resiko kebencanaan semakin meningkat. Dari 14 Kabupaten ada 12 Kabupaten yang berdampak. Di tahun 2024 saja sudah tiga kali terjadi banjir di Kabupaten Sintang. Resiko kebencanaan semakin meningkat, namum Pemerintah kabupaten masih memiliki kewenangan terbatas, SDM, Koordinasi dan sinergi antar Pemerintah maupun non pemerintah, anggaran, teknologi dan rendahnya budaya sadar bencana dan partisipasi masyarakat.