Mengidentifikasi Potensi Kearifan Lokal Masyarakat yang Mendukung Tata Kelola Sumber Daya Alam di Desa Gurung Mali
Apakah kalian pernah mendengar kata Tembawang? Tembawang merupakan lahan komunitas lokal yang dikelola secara turun-temurun dan memiliki nilai sejarah dan budaya. Tembawang pada umumnya ditumbuhi oleh tanaman komoditas produktif seperti durian, jengkol, tengkawang, cempedak, dan jenis-jenis pohon lainnya yang sudah tumbuh dalam waktu lebih dari 10 tahun. Biasanya, Tembawang dimanfaatkan oleh komunitas lokal sebagai sumber pangan dan termasuk area sumber air.
Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) melakukan pendampingan di Desa Gurung Mali melalui dukungan program USAID Sustainable Environment Governance Across Region (SEGAR). Langkah awal pendampingan dilakukan dengan menginventarisasi wilayah kelola masyarakat yang memiliki potensi sumber daya alam. Di sana, masyarakat Desa Gurung Mali juga melakukan pengelolaan wilayah Tembawang sebagai bagian dari kearifan lokal
Berdasarkan kajian yang dilakukan langsung di lapangan, ditemukan setidaknya terdapat 13 Tembawang yang potensial sebagai wilayah kelola sumber daya alam desa berbasis kearifan lokal. Salah satu dari 13 Tembawang yang dikaji adalah Tembawang Una, satu dari dua Tembawang terbesar di Desa Gurung Mali yang merupakan Tembawang tertua atau yang paling awal dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Gunung Mali. Tembawang Una dalam kehidupan dan budaya Desa Gunung Mali adalah induk dari beberapa Tembawang-Tembawang kecil lainnya.