ANTUSIASME MASYARAKAT DESA SUNGAI BULUH UNTUK MENJADI PETANI SAWIT MANDIRI

Selain memiliki kebun karet, masyarakat Desa Sungai Buluh juga banyak yang bekerja sebagai petani sawit mandiri. Berdasarkan pemetaan potensi sawit mandiri, tercatat sebanyak 114 lahan persil milik 87 petani swadaya yang ada di desa tersebut. Kebun karet masyarakat cukup potensial, namun harga karet dalam beberapa tahun terakhir masih cenderung rendah. Selain itu, ada penyakit gugur daun yang menyerang kebun karet masyarakat sehingga menyebabkan turunnya produksi hasil sadapan. Sekarang ini, masyarakat Sungai Buluh mengandalkan salah satu aktivitas ekonominya dari berkebun sawit secara mandiri.


Pak Yakobus Unad, salah satu petani sawit mandiri di desa Sungai Buluh, mengatakan “Bahwa untuk di Desa Sungai Buluh hampir setiap rumah sudah memiliki kebun sawitnya sendiri. Hal ini dikarenakan tahun 2022 masyarakat Desa Sungai Buluh mendapatkan bantuan bibit sawit dari pemerintah desa. Namun, ada kekhawatiran bagi petani terkait isu penertiban aktivitas pengepulan yang ada di desa karena petani tidak punya akses penjualan langsung ke pabrik milik perusahaan.”


Sejalan dengan kebutuhan masyarakat Sungai Buluh dan kebijakan pemerintah desa, Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) yang didukung oleh program USAID Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) mendampingi dan memfasilitasi petani dalam proses penyiapan kelengkapan dokumen pendaftaran Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) dengan harapan masyarakat nantinya secara kolektif dapat membangun kemitraan dengan perusahaan perkebunan sawit dan mendapatkan manfaat dari kemitraan tersebut. Pendampingan ini juga ditargetkan untuk memastikan pratik perkebunan sawit mandiri oleh masyarakat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga aktivitas ekonomi di sana berjalan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.