Kegiatan yang berlangsung pada 23-24 Oktober 2024 ini bertujuan membahas isu perubahan iklim yang semakin menesak serta mencari Solusi bersama atas tantangan tersebut.
Founder Kolase Andi Fachrizal mengatakan, Kolase Journalist Camp (KJC) 2024 merupakan agenda pertama dan akan menjadi agenda tahunan sebagai ajang mengonsolidasikan pikiran di kalangan jurnalis, kreator konten, pers mahasiswa, dan NGO. “Kita ingin berkolaborasi untuk melawan perubahan iklim,” di New Agro Rekadena, Kubu Raya, Kalimantan Barat
KJC 2024 menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari jurnalis, mahasiswa, kreator konten, hingga aktivis lingkungan. Selain itu, KJC 2024 membuka wawasan baru bagi jurnalis, kreator konten, dan mahasiswa dalam menghadapi krisis iklim dan tantangan lingkungan di Kalimantan Barat. Selain menyajikan pengetahuan teknis, acara ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong kebijakan lingkungan yang responsif. Salah satu topik yang diangkat adalah peran jurnalis dalam politik lingkungan dan pemberdayaan perempuan sebagai aktor utama ketahanan pangan.
Direktur Yayasan Kolase Andi Fachrizal mengatakan, Kolase Journalist Camp 2024 tidak hanya menghadirkan diskusi, tetapi juga menjadi titik temu bagi berbagai perspektif guna memperkuat kebijakan lingkungan di Kalimantan Barat. Dalam penyampaiannya Upaya pemberdayaan perempuan serta peran media dalam politik lingkungan menjadi tema utama yang diharapkan dapat menggerakkan kebijakan yang lebih peduli terhadap keberlanjutan,”
Sementara dalam diskusi, Arniyanti, Kepala Unit Training Learning Center Gemawan, menekankan bahwa perempuan memiliki peran vital dalam menjaga ketahanan pangan, baik sebagai petani, nelayan, maupun penjaga biodiversitas lokal. Dalam diskusi juga menyamaikan Perempuan di Kalimantan Barat sering kali menjadi garda depan dalam mengelola dan mempertahankan sumber pangan lokal. Namun, banyak dari mereka yang tidak diakui secara formal sebagai petani.
Ia menyoroti pentingnya kebijakan yang lebih inklusif untuk perempuan. Menurutnya, dukungan berupa akses terhadap pengetahuan iklim dan legalitas lahan sangat dibutuhkan agar perempuan dapat berkontribusi lebih optimal. Selain itu, Perubahan iklim menyebabkan kerentanan pangan, dan tanpa peran aktif perempuan, ketahanan pangan keluarga akan semakin terancam.
Diskusi juga mencakup tren kebencanaan di wilayah tersebut, di mana Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalimantan Barat, Judan, menjelaskan bahwa bencana hidrometeorologi semakin meningkat. Ia menegaskan bahwa manajemen risiko dan penegakan aturan lingkungan harus diprioritaskan untuk mencegah dampak yang lebih buruk. ,Kegiatan ini diharapkan mampu menggerakkan lebih banyak pihak untuk bertindak nyata dalam mengatasi dampak krisis iklim, seperti bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya frekuensi bencana seperti banjir dan kekeringan, partisipasi semua pihak menjadi semakin penting untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
Menambahkan perspektif komunikasi, Dewi Utami, akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Tanjungpura, menggarisbawahi pentingnya peran jurnalis dalam politik lingkungan. Menurutnya, Media harus menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah agar kebijakan lingkungan tidak sekadar wacana tetapi diterapkan dengan nyata.
Ia menambahkan bahwa komunikasi berbasis bukti dan keterampilan jurnalis dalam mengidentifikasi informasi yang valid menjadi kunci penting untuk mencegah misinformasi. Karena “Jurnalis memegang peranan dalam edukasi publik terkait perubahan iklim, sehingga kemampuan menyaring informasi valid perlu terus diasah.
Selain membahas salah satu agenda tentang Gender, pangan dan Bencana, Wellyanita sebagai peserta Kolase Journalist Camp 2024 mewakili Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) dalam Lokakarya penguatan kompetensi parapihak untuk melawan kepunahan satwa liar perlu perhatian kusus, yang saat ini banyak sekali perdagang tumbuhan satwa liar (TSL) yang merupakan pelanggaran lingkungan dan related yang dilakukan oleh SIS saat ini terkait pemanfaatan platform mandiri guna melakukan pengaduan tentang isu lingkungan.
Ia juga menegaskan salah satu upaya untuk meminimalisir Tingkat perdagangan TSL perlu adanya Sosialisasi dan identifikasi pada Rumah Makan yang menyediakan Makanan Satwa liar, karena itu merupakan kunci informasi perdagangan Satwa liar, langkah ini merupakan upaya tetap terjaganya keseimbangan ekosistem.
Kolase Journalist Camp 2024 menciptakan kolaborasi dapat memperkuat bagi jurnalis, mahasiswa, kreator konten, dan aktivis lingkungan untuk bersinergi dan mengupayakan langkah-langkah strategis dalam melawan perubahan iklim yang semakin parah dan harapannya mampu menggerakkan lebih banyak pihak untuk bertindak nyata dalam mengatasi dampak krisis iklim dan menciptakan keberlanjutan bagi kelestarian lingkungan.