Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) menghadiri Workshop Penguatan Narasi dan Kampanye Keberagaman yang diselenggarakan oleh Yayasan Bani Kiyai Haji Abdurrahman Wahid (YBAW)
Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari (13-15 Juni 2022) di Hotel Oria Jakarta Pusat Jl Kh Wahid Hasyim dengan mengundang setiap Lead Partner (LP) di Indonesia yang menjadi mitra USAID MADANI, kegiatan ini latarbelakangi oleh meningkatnya intoleransi dan gaya hidup ekslusif di antara kelompok masyarakat di Indonesia sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas bagi OMS untuk menyadari tentang pentingnya isu keberagaman dan toleransi, menguatkan narasi dan memahami startegi kampanye keberagaman dan toleransi demi terjadinya perubahan sosial di antara kelompok masyarakat.
Pelatihan di mulai dengan materi tentang Peta Narasi Toleransi dan Intoleransi ,Suraji selaku Project Manager YBAW membagikan pengalaman tentang mapping yang pernah dilakukan oleh YBAW yang mana hasilnya menunjukan narasi tentang intoleransi cukup tinggi di Indonesia “Pada 2016 Gusdurian melalukan maping media sosial untuk memetakan narasi yang berkembang. Yang menunjukan narasi bahwa isi dunia ini hanya dua, yakni Islam dan Non Islam seolah kelompok masyarakat lain yang bukan islam adalah musuhnya dan muncul narasi lain yang mengarahkan masyarakat untuk melawan dan bersikap radikal”, ini menandakan bahwa intoleransi antar kelompok masyarakat cukup tinggi di Indonesia dan perlu adanya narasi tandingan yang menonjolkan tentang pentingnya pemahaman tentang toleransi. Heru Prasetya sebagai salahsatu pemateri menyampaikan bahwa “Perubahan narasi itu perubahan cara pandang, atas aspek yang melingkupi satu isu”
Materi dilanjutkan dengan memahami kampanye sebagai strategi Pendidikan masyarakat yang mana kampanye yang dimaksud bertujuan untuk memberi dampak pada perubahan sosial atau perilaku masyarakat. Dalam kampanye perubahan sosial perlu adanya fondasi Jonathan Haidt, Psikolog Sosial berkebangsaan Amerika Serikat. Ia merumuskan tujuh fondasi moral, yakni kepedulian, keadilan, loyalitas, otoritas, kesucian, dan kebebasan. Kampanye yang hanya berlandaskan satu fondasi biasanya tidak cukup efektif dalam memepengaruhi perubahan sosial contohnya adalah kampanye tentang bahaya merokok dengan fondasi keperdulian, masyarakat yang merokok mengerti bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan dengan visual menyeramkan di bungkus rokok, namun tetap merokok, ini bukan dikarenakan minimnya informasi bagi masyarakat namun suatu kampanye tidak efektif jika hanya memiliki satu fondasi dan tidak memiliki fondasi-fondasi yang lain didalamnya sehingga tidak banyak terjadi perubahan sosial/perilaku di masyarakat. Kampanye juga memiliki elemen-elemen antaralain Tujuan kampanye, Agen Kampanye, Target Kampanye, Kanal/Saluran Kampanye, dan Strategi Kampanye.
Perlu adanya perumusan narasi dan kampanye demi terwujudnya perubahan sosial, menurut Savic Ali, Direktur NU Online dan Islami.co Lembaga perlu menentukan target spesifik dalam melakukan kampanye dan menulis daftar kampanye yang akan dilakukan, dengan adanya perencanaan maka Lembaga dapat memberikan value didalam postingannya dan tidak hanya memposting laporan kegiatannya. Lembaga juga harus memanfaatkan jaringan guna menjangkau banyak audiens . Startegi yang dapat dilakukan dalam merencanakan publikasi kampanye melalui mediasosial pertama adalah Speed yaitu cepat merespon isu yang sedang berkembang, Reach perlu adanya pendalaman terhadap isu yang berkembang, Mattere melihat suatu isu dengan persepektif yang berbeda, Save sehingga audiens tertarik pada konten dan mengingatnya, dan Share audiens yang tertarik bisa secara sukarela membagikan informasi kepada jejaringnya.
Tindak lanjut dari rangkaian kegiatan ini adalah setiap LP dengan isu tematik yang berbeda dapat menjadi kreatif dalam membuat konten sehingga dapat melibatkan isu keberagaman sosial dan toleransi dalam kampanyenya serta mulai melakukan perencanaan konten dan membentuk tim khusus yang menangani kampanye melalui media sosial mulai dari menjadwalkan konten yang akan di publikasi, mendesain, dan membuat konten.
(*Riky Efendi