KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI PROVINSI KALBAR
Seberapa tahu remaja mengenai Kesehatan Reproduksi pada remaja ? Dan mengapa perlu adanya pengetahuan mengenai Kesehatan Reproduksi ? Mari kita bahas bersama-sama.
Apa Itu Kesehatan Reproduksi Remaja ?
Kesehatan Reproduksi Remaja (KESPRO) adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Mengapa Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Sangat Penting ?
Menurut UNESCO, pendidikan kesehatan reproduksi adalah sebuah pendidikan yang dikembangkan dengan pendekatan yang sesuai dengan usia, peka budaya, dan komprehensif yang mencakup program yang memuat informasi ilmiah akurat, realistis, dan tidak bersifat menghakimi. Pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif memberikan kesempatan bagi remaja untuk megeksplorasi nilai-nilai dan sikap diri serta melatih kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi, dan keterampilan penekanan resiko di semua aspek seksualitas. Dan pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Remaja-remaja di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Sintang masih beranggapan bahwa kesehatan reproduksi pada remaja merupakan hal yang tabu untuk dibahas. Alasannya, karena sebagian remaja malu untuk membahas hal tersebut padahal mengetahui kesehatan reproduksi sangat penting perannya guna mencegah penyakit reproduksi. Kesehatan Reproduksi Remaja juga berpengaruh terhadap pembangunan kualitas mereka sebagai aktor pembangunan dan kesiapan dalam membangun keluarga pada masa mendatang. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat, Kusmana menyebutkan bahwa pada kelompok umur 15-19 tahun sangat berisiko tinggi terhadap kondisi kesehatan reproduksi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Kalimantan Barat memiliki data tertinggi se-Indonesia pada kelompok umur 15-19 tahun. Dan dari 1000 masih ada remaja putri kelompok umur tersebut pernah melahirkan. Hal tersebut menyebutkan bahwa remaja di Kalimantan Barat masih berada di posisi terbanyak menikah di usia dini. Ia juga menyebutkan bahwa presentasi remaja di Kalimantan Barat menikah di bawah umur 18 tahun atau nikah dini terdapat sekitar 11,2 persen.
Kondisi tersebut akan menjadi satu persoalan ke depannya karena dari wanita atau ibu melahirkan di usia dini akan melahirkan generasi yang kemungkinan terjadi stunting dan kemungkinan juga terjadi kekurangan gizi. Oleh karena itu, diperlukannya pembinaan ketahanan remaja terutama yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi dan gizi. Dalam beberapa kasus sejumlah hal yang dapat memengaruhi kesehatan Reproduksi Remaja adalah pergaulan bebas, hubungan seks diluar nikah, dan perkawinan dibawah umur. Sehingga para remaja harus benar-benar mengetahui serta memahami hal tersebut. Di usia muda remaja sebaiknya mengisi waktu dengan mempersiapkan diri, seperti menimba ilmu pengetahuan dan hal-hal positif lainnya untuk menggapai kesuksesan dimasa yang akan datang. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat mendorong para remaja setempat untuk memberikan perhatian secara baik terhadap persoalan Kesehatan Reproduksi karena akan berpengaruh penting bagi peranan mereka kelak sebagai penerus generasi.
Kemudian remaja juga perlu mengetahui kondisi kesehatan reproduksinya, agar tidak mudah terkena bujuk rayu dari teman maupun lingkungan yang dapat membahayakan organ reproduksi maupun kegiatan reproduksi pada umumnya.
Dengan informasi yang benar, remaja diharapkan memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi mereka dengan menjaga kebersihan alat reproduksinya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja yaitu ;
- Waspadai berbagai penyakit seksual menular. Dalam beberapa kasus di dunia ada sebanyak 20-25 persen penderita HIV terinfeksi virus tersebut saat remaja. Di Indonesia, pencatatan jumlah penderita IMS maupun HIV sendiri kurang akurat, namun bukan berarti remaja tidak perlu mewaspadai penyakit menular ini. Penyakit menular seksual bisa dengan mudah ditangani jika cepat terdeteksi. Sebaliknya, IMS yang tidak segera ditangani dapat merusak kesehatan reproduksi remaja yang berujung pada kemandulan.
- Menjaga kebersihan alat reproduksi. Jika alat reproduksi senantiasa terjaga kebersihannya, maka tidak akan mudah terserang penyakit yang berasal dari bakteri atau jamur. Berikut merupakan beberapa cara menjaga kebersihan alat reproduksi yang baik menurut Kemenkes.
* Memakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
* Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat.
* Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari.
* Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya
dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidak masuk ke dalam organ reproduksi.
* Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.
Bagaimana Caranya Agar Para Remaja Mau Untuk Menjaga Kesehatan Reproduksinya?
Dengan mengadakan penyuluhan Kesehatan Reproduksi remaja namun, tidak hanya penyuluhan tetapi dapat juga menyediakan layanan Kesehatan Reproduksi.
Layanan Kesehatan Reproduksi Apa Saja Yang Tersedia ?
Secara umum, semua keluhan yang dapat ditangani oleh Puskesmas di tingkat pelayanan dasar dapat dilayani di Puskesmas PKRP. Termasuk di dalamnya adalah Layanan Kesehatan Reproduksi dan Seksual. Sebagai contoh, beberapa layanan yang dilayani PKPR adalah :
- Pemeriksaan kehamilan bagi remaja.
- Konseling semua masalah Kesehatan Reproduksi dan Seksual.
- Konsultasi mengenai masalah kejiwaan.
- HIV & AIDS.
- Infeksi Menular Seksual (IMS).
- Anemia.
Bagaimana Remaja Mengakses Puskesmas PKPR ?
Cara mengaksesnya adalah dengan datang ke Puskesmas. Proses dimulai dari pendaftaran, mengantri, dan mendapatkan layanan. Perlu diingat, belum semua Puskesmas PKPR memberikan pelayanan kepada remaja secara terpisah. Sebagian besar layanan remaja masih digabungkan dengan pelayanan umum.
(*Atikah Dwi Aprilia Ningsih