SIS hadiri Collaborative Governance Workshop oleh USAID Madani di tingkat Provinsi guna memperkuat Kolaborasi

Kolaborasi dan Koordinasi menjadi hal penting yang harus terwujud dalam upaya pembangunan daerah oleh karena itu menjelang tahun ketiga program USAID Madani di Kalimantan Barat yang bekerjasama mitra di tiga kabupaten/kota yaitu Sintang bersama Swandiri inisiatif Sintang, Sambas dengan Gapemasda, dan Singkawang dengan PKBI melaksanakan pertemuan Collaborative Governance Workshop tingkat Provinsi yang diselenggarakan di Hotel Mercure Jl. A.Yani Kota Pontianak Kalimantan yang juga mengundang OPD dari masing-masing Kabupaten/Kota yaitu BAPPEDA dari tiga Kabupaten/Kota dan KESBANGPOL dari tiga Kabupaten/Kota ,serta  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Dinas pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Sintang, juga Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sambas  

 

Secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan dukungan pemerintah daerah di lokasi program dalam mendukung tata kelola kolaborasi organisasi masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya, meningkatkan kualitas kerja kolaborasi, dan pemerintah daerah dapat semakin membuka diri dan berkomitmen untuk berdialog dan berkolaborasi dengan OMS dalam pembangunan daerah terutama terkait isu tematik di masing-masing lokasi program, dengan meningkatkan koordinasi, sinkronisasi kerja dan monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan USAID MADANI di tingkat provinsi dan berbagi praktek baik dari masing-masing Lead Partners di Kabupaten/Kota.

 

Dedy Irawan selaku perwakilan dari BAPPEDA Kabupaten Sintang menyampaikan tentang Integrasi pemetaan yang telah dilakukan oleh SIS kedalam Satu Data Indonesia. Beliau menyampaikan mengenai update dari batas desa yang sudah selesai prosesnya mencapai Perbup Penegasan Batas Desa yaitu sekitar 10 Desa dari 391 Desa yang ada dan pentingnya Satu Data Indonesia untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pembangunan, selain itu pemetaan juga memiliki beberapa hambatan yang ditemukan  yaitu sinkronisasi waktu antar desa,  terhambatnya proses pembangunan di desa akibat tidak selesainya batas desa, dan juga padatnya agenda di desa memperlambat proses pemetaan dan pendataan mengenai informasi tata guna lahan di desa.

 

Kemudian dalam pembahasan mengenai pelaksanaan tematik isu, SIS sendiri memerlukan penguatan dalam membangun strategi replikasi model pemetaan yang ingin diadopsi hingga tingkat Kabupaten agar pada pelaksanaannya dapat meminimalisir konflik. sehingga penting pula komitmen dari pemerintah daerah dan desa terutama dalam mengakomodir kepentingan masyarakat juga keterlibatannya agar terwujud kerja-kerja partisipatif di daerah. upaya yang dilakukan oleh SIS sendiri adalah dengan memperkuat desain model pemetaannya agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan bagi desa-desa menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.

 

Melalui kegiatan ini SIS kemudian membangun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada tahun ketiga program USAID MADANI pada rencana aksi tematiknya yaitu dengan melakukan pendekatan dua arah kepada Pemerintah dan Desa, kemudian meningkatkan kapasitas forum multipihak di desa, peningkatan komunikasi dan kolaborasi bersama OPD terkait, dan Revitalisasi kepada forum di desa.

Penulis : Riky Efendi