PETANI DESA NAIK KELAS
Penulis : Aldo Topan
Briyan Andre, Antonius Dewantara, dan Paulus tampil meyakinkan di tengah audiens dalam sesi paparan potensi perkebunan kelapa sawit milik petani swadaya yang ada di desanya masing-masing. Mereka berusaha meyakinkan Pemerintah Kabupaten Sintang dan perusahan bahwa kelompoknya layak untuk bermitra dan dimitrakan. Bagi petani sawit mandiri Desa Jaya Mentari, Pekulai Bersatu, dan Sungai Buluh, ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka untuk melakukan presentasi bisnis di depan Pemkab Sintang yang diwakili oleh Dinas Pertanian dan Perkeunan (Distanbun), serta perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berpotensi menjadi calon mitra para petani kelapa sawit swadaya.
Dengan menampilkan data-data pendukung seperti profil desa, potensi yang dimiliki, luasan lahan perkebunan kelapa sawit di desa, jumlah petani, kondisi kelompok dan kelembagaan petani, status kepemilikan lahan, kondisi topografi lahan, termasuk apa saja yang menjadi kebutuhan petani saat ini. Data-data tersebut dipaparkan di depan perwakilan pemkab, seperti Bpk. Arif Setiabudi selaku Kabid Pengembangan Perkebunan di Distanbun Sintang. Beberapa penyuluh juga hadir pada kegiatan ini. Kemudian ada Bpk. Sunandar dari PT PHS, dan ada juga perwakilan dari pemerintah desa. Sungai Buluh dan Pekulai Bersatu diwakili oleh Kades, sedangkan Jaya Mentari diwakili oleh Sekdes.
Para audiens terlihat sangat antusias mendengar dan memperhatikan tiap detail presentasi yang dipaparkan oleh para petani. Selain materi yang disampaikan sudah dirancang agar mudah diterima dan juga padat informasi, para petani juga tampil sangat baik dan tanpa rasa gugup saat melakukan presentasi.
Penampilan apik para petani dalam presentasi ini tidak lepas dari hasil dampingan yang dilakukan oleh tim pendamping desa dari Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) pada kegiatan sebelumnya. Tim pendamping desa SIS membantu mempersiapkan bahan presentasi milik para petani dengan memberikan data-data yang mendetail serta membuat format paparan yang menarik. Tim pendamping desa SIS juga melatih para petani dalam hal komunikasi publik karena ini adalah pertama kalinya para petani melakukan presentasi di hadapan banyak orang. Maka, tim melatih para petani mulai dari dasar seperti tata cara presentasi, bagaimana membuka dan menutup presentasi, etika saat berkomunikasi, bagaimana supaya tidak gugup, trik untuk mencairkan suasana saat presentasi, hingga pilihan kostum yang tepat.
Peningkatan kapasitas petani di desa memang menjadi perhatian tim pendamping desa SIS selama melaksanakan program USAID Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) di ketiga desa tersebut. Kegiatan yang dilakukan di bawah program USAID SEGAR di antaranya mulai dari asistensi pembentukan dan penguatan kelembagaan petani, hingga pelatihan-pelatihan yang terus diberikan sampai saat ini.
Terbukti kini para petani tidak hanya pandai memegang cangkul, tapi sekarang mereka paham bagaimana cara membangun dan memfungsikan sebuah kelompok untuk mendorong percepatan perkembangan kebun mereka. Mereka paham bagaimana standar tata kelola perkebunan kelapa sawit yang benar. Bahkan saat ini mereka mampu mempresentasikan potensi perkebunan yang mereka miliki untuk menarik perhatian para pihak dalam bermitra.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada SIS karena telah banyak membatu masyarakat, terutama kelompok tani. Tepuk tangan dulu untuk SIS.” kata Briyan Andre petani sawit swadaya dari Desa Pekulai Bersatu sembari menutup presentasinya.