Pemberi Harapan Palsu adalah gelar yang tepat kita sematkan pada rezim penguasa di Kabupaten Sintang pada hari ini. Bagaimana tidak setahun sudah penantian warga “Kampong Seberang” begitu mereka menyebut dirinya, atas janji-janji dan harapan palsu yang diberikan pemerintah untuk membangun infrastruktur jalan di kampung mereka. warga yang terdiri dari masyarakat kelurahan Menteng, Ulak Jaya, Mekar Jaya, KKI, dan KKU itu menuntut perbaikan jalan dan jembatan yang ada di wilayah mereka yang sudah bertahun-tahun mengalami kerusakan tanpa adanya perhatian dari pemerintah kabupaten itu sendiri.

Wajar saja jika warga semakin muak dan marah bagaimana bisa gajah di depan mata tak tampak sedang semut diseberang lautan tampak. Mengingat wilayah “Kampong Seberang” yang tidak jauh dari pusat kota, rasanya aneh saja jika infrastruktur di daerah tersebut rusak dan tidak diperhatikan. Rencana Pembangunan lestari seolah hanya omong kosong dan halusinasi dari pemerintah Kabupaten Sintang, tidak usah repot-repot berbicara masa depan sedang masalah yang ada dari zaman bahalak saja tidak mampu terselesaikan.

Dari pesan berantai yang kami dapatkan Warga Kampong Seberang rencananya akan Kembali menggelar aksi pada 28 Oktober 2023. Aksi tersebut mereka namai Aksi Damai Jilid 2 BANTAI Kampong Seberang. Bantai merupakan kepanjangan dari “Bersatu Untuk Infrastruktur Yang Memadai”. Tentu Saja aksi ini dilaksanakan untuk menagih janji Pemerintah setahun yang lalu, diperkirakan ada ribuan masa yang siap memenuhi jalan dalam gelaran aksi tersebut.

Ada 3 hal yang menjadi tuntutan masyarakat Kampong Seberang antara lain adalah :

1.      Perbaikan jalan menuju Keraton dan Masjid Jami’ Sultan Nata Sintang yang dimana tempat tersebut merupakan situs sejarah, situs budaya, dan situs religi bagi warga Sintang. bahkan tiap kali ada perayaan kebudayaan atau perayaan besar seperti hari jadi kota sintang kerap diselenggarakan di tempat-tempat tersebut. Selain itu akses jalan menuju ke keraton dan masjid itu juga digunakan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari karena juga melintasi Fasilitas Kesehatan Seperti Puskesmas dan Jalan Menuju Ke sekolah-sekolah terdekat. Kondisi jalan saat ini memang berlubang dan berdebu jika kering sedangkan Ketika hujan jalan sangat berlumpur, sehingga sangat mengganggu masyarakat yang akan beraktivitas.

2.      Perbaikan jembatan Sungai Pemunoh, jembatan ini merupakan akses penghubung satu-satunya menuju ke SMAN 4 Sintang mengingat jalan alternatif lain kondisinya masih sama rusak parah dan berlumpur sehingga menyulitkan anak-anak untuk bersekolah. Diketahui bahwa jembatan ini sudah pernah menelan korban jatuh akibat kayu jembatan yang rusak, dikhawatirkan akan menelan korban lagi dan menghalangi akses ke sarana Pendidikan untuk itu warga menuntut agar jembatan tersebut segera diperbaiki.

3.      Peninggian Badan Jalan Laksamana Diva, jalan ini merupakan jalan alternativ bagi warga dikala bencana banjir melanda, mengingat daerah Kampong Seberang adalah wilayah yang menjadi langganan banjir karena daerahnya yang memang berada di tepian sungai Kapuas. Memang sudah seharusnya peninggian badan jalan ini segera dilaksanakan mengingat potensi bencana banjir yang sangat tinggi di daerah tersebut, dan karena sangat krusial dan dibutuhkan warga saat bencana banjir melanda.

Aksi tuntutan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan ini bukan pertama kali terjadi. Oktober 2022 lalu masa dari Warga Kampong Seberang juga sudah pernah menggelar aksi yang sama dengan memblokade jalan dan berorasi. Hadir juga di sana dari pihak pemerintah Melkianus (Wakil Bupati), Heri Jambri (Wakil Ketua Dewan), Murjani (Kepala Dinas PU) untuk menerima tuntutan dan bernegosiasi dengan masyarakat  agar mau membuka blokade jalan. Al hasil pertemuan yang dilaksanakan di teras masjid Miftahul Jannah itu berakhir dengan pemerintah berjanji meminta waktu melakukan perbaikan dan meminta warga untuk membuka blokade. Namun sampai detik ini perbaikan itu belum juga terlaksana.

Miris, melihat ketidak pedulian pemerintah Kabupaten terhadap warga Kampong Seberang yang selama ini ternyata mayoritas adalah pendukung Rezim Pemerintah Kabupaten itu sendiri. Tercatat pada pemilu tahun 2020 yang lalu mayoritas warga Kampong Seberang mendukung penuh Pasangan JAROT SUDIANTO dengan total perolehan suara 4.228 dari total 5.259 suara sah dengan rincian sebagai berikut:

Kelurahan

Suara Dukungan

Total Suara Sah

Mekar Jaya

785 Suara

868 Suara

Menteng

989 Suara

1.336 Suara

Ulak Jaya

935 Suara

1.278 Suara

KKI

716 Suara

835 Suara

KKU

803 Suara

942 Suara

Model D Hasil Kec. Sintang Tahun 2020

Ada 80, 39% warga di Kampong Seberang yang menjadi pendukung Rezim pada saat ini. Perlu kita ingat juga bahwa kemenangan pasangan JAROT SUDIANTO pada kontestasi Pilkada 2020 karena membludaknya suara di kecamatan Sintang yang artinya 80,39% suara warga Kampong Seberang memiliki nilai yang sangat signifikan dalam memuluskan agenda pemenangan rezim saat ini. Dengan begitu seharusnya tidak ada alasan lagi bagi pemerintah saat ini untuk tidak membangun di daerah tersebut yang merupakan konstituen loyalnya kecuali memang pemerintah saat ini adalah kacang yang lupa pada kulitnya sendiri alias tidak tahu berterima kasih.

Dari kejadian ini kita bisa melihat dan menilai bahwa rezim penguasa di kabupaten saat ini bahkan tidak peduli dengan nasib pendukungnya sendiri. apalagi wilayah lain yang bukan bagian dari pendukungnya dan tidak menguntungkan bagi komplotannya mungkin saja kita akan menemukan penderitaan-penderitaan lainnya yang dihadapi oleh masyarakat.

 

Pemenuhan infrastruktur yang layak bagi masyarakat luas merupakan keniscayaan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, tidak ada tawar-menawar soal itu demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sintang harus segera berbenah dan menepati janji-janjinya kepada masyarakat dengan tidak lagi mencari-cari alasan untuk tidak membangun fasilitas infrastruktur yang memadai di Kabupaten Sintang.

 

Penulis : Aldo Topan R