Swandiri Inisiatif Sintang Melaksanakan Audiensi Parapihak isu tematik Pemetaan Batas dan Perencanaan Tataruang Desa di Kecamatan Sintang

Mengakhiri seri audiensi yang sudah dilaksanakan bersama tiga OPD sebelumnya yaitu Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan ,Dinas Pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa ,dan Camat Sintang, Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) terakhir mengunjungi BAPPEDA Kabupaten Sintang.

Selain mengulas kembali informasi-informasi penting dari diskusi bersama parapihak sebelumnya SIS juga meminta masukan serta tanggapan oleh BAPPEDA terkait isu tematik Pemetaan dan perencanaan tataruang desa berbasis sumberdaya alam.

Bersama Bapak Widiyanto selaku Kabid Ekonomi BAPPEDA Kab Sintang, Manajer Program Jaka Kembara Menyampaikan bahwa keterlibatan OPD penting dalam pelaksanaan isu tematik agar di dalam proses berjalannya dapat di permudah melalui kolaborasi partisipatif antar pihak, ia juga menyampaikan bahwa SIS melalui program pemetaan dan perencanaan tataruang desa berbasis sumberdaya alam akan mengintervensi dua desa di kecamatan Sintang namun tetap akan mengasistensi sebelas desa lainnya melalui metode transfer pengetahuan dan peningkatan kapasitas, dan berharap bahwa model pemetaan dan perencanaan tataruang desa yang akan di laksanakan nantinya dapat menjadi sebuah contoh praktek baik dan dapat di replikasi oleh desa lainnya yang melaksanakan proses pemetaan secara mandiri.

Menyambut baik hal tersebut Bapak Widiyanto menyatakan bahwa BAPPEDA Kabupaten Sintang siap mengakomodir dan menerima semua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang masuk demi perkembangan di kota Sintang, ia juga menyampaikan bahwa penting pula dalam pelaksanaan isu tematik SIS dapat melibatkan masyarakat lokal.

“Dalam pelaksanaan pemetaan dan perencanaan tataruang desa, kita (SIS) tentu melakukan secara kolaboratif antar stakeholder termasuk masyarakat desa, mengingat hal ini penting bagi masyarakat itu sendiri agar mereka terlibat dalam pengambilan keputusan-keputusan penting di desa, dan sadar akan hak-hak mereka sebagai masyarakat adat” Jaka Kembara.

(*Riky Efendi)