intervensi ugal-ugalan kemajuan teknologi dan perubahan lingkungan yang terus berlangsung, ketidakpastian masa depan Bumi menjadi topik yang semakin relevan dan mendesak untuk dibahas. Planet kita menghadapi tantangan yang sangat kompleks, mulai dari bencana alam yang massif, perubahan iklim yang drastis, hingga kekurangan sumber daya alam yang kian kritis.
Salah satu dimensi utama ketidakpastian masa depan Bumi adalah perubahan iklim. Pemanasan global telah menjadi fakta yang tidak dapat dibantah, dengan suhu rata-rata Bumi yang terus meningkat. Dampak yang terjadi seperti peningkatan cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan hilangnya habitat alami. Ketidakpastian terkait dengan perubahan iklim meliputi pertanyaan tentang seberapa parah dampaknya akan berlangsung, seberapa cepat perubahan akan terjadi, dan apakah kita dapat menghalau fenomena ini.
Ketidakpastian juga muncul dalam hal kelangsungan sumber daya alam. Pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat dan konsumsi yang tak terbatas telah mengakibatkan peningkatan permintaan akan energi, air, dan makanan. Kekhawatiran akan kelangkaan dan keterbatasan sumber daya alam menjadi isu yang semakin mendesak, dengan pertanyaan tentang bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan manusia sekarang dan di masa depan tanpa menguras planet kita.
Selain perubahan iklim dan keberlanjutan sumber daya alam, ketidakpastian masa depan Bumi juga mencakup masalah seperti kerentanan terhadap bencana alam, keberlanjutan ekonomi, dan perkembangan teknologi yang belum terprediksi sepenuhnya. Semua ini menciptakan lanskap yang tidak pasti dan menantang bagi manusia untuk menghadapinya.
Pengarusutamaan Adaptasi Perubahan Iklim
Perubahan iklim merupakan tantangan kolektif yang memengaruhi berbagai sendi kehidupan manusia dan ekosistem di seluruh dunia. Di tengah meningkatnya suhu rata-rata Bumi dan dampak yang semakin tidak menentu, penting bagi kita untuk mengadopsi pendekatan yang menyeluruh dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu strategi yang diperlukan adalah pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim.
Pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim mencakup pendekatan yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan semua pemangku kepentingan terkait. Tujuan konkretnya adalah memastikan bahwa rencana adaptasi perubahan iklim terintegrasi dengan baik ke dalam kebijakan, program, dan kegiatan yang ada di semua sektor.
Pertama-tama, perlu adanya kebijakan yang kuat di tingkat nasional. Ini melibatkan pembuatan dan implementasi kerangka kerja kebijakan yang mengatur tentang adaptasi perubahan iklim. Kebijakan ini harus mencakup strategi mitigasi yang efektif, peningkatan kapasitas masyarakat, dan pengelolaan risiko bencana terkait perubahan iklim.
Selanjutnya, pendekatan ini dalam hal ini membutuhkan kolaborasi antara berbagai sektor dan lembaga. Ini termasuk sektor pertanian, energi, transportasi, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Sinergi antara sektor-sektor ini penting dalam memastikan bahwa tindakan adaptasi perubahan iklim terjadi di semua bidang kehidupan dan tidak hanya terbatas pada sektor lingkungan.
Elaborasi dalam mengkaji pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim perlu melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui pendidikan, kesadaran, dan partisipasi aktif, masyarakat dapat berkontribusi dalam mengidentifikasi masalah adaptasi perubahan iklim yang spesifik dan mengusulkan solusi yang berkelanjutan. Partisipasi masyarakat juga penting dalam memastikan bahwa kebijakan dan program adaptasi perubahan iklim memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara luas.
secara komprehensif Pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim juga mencakup pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang teratur. Ini penting untuk memantau kemajuan implementasi tindakan adaptasi, mengevaluasi efektivitasnya, dan melaporkan hasilnya secara transparan. Dengan pemantauan yang baik, kita dapat mengidentifikasi keberhasilan, kesenjangan, dan tantangan dalam implementasi strategi adaptasi perubahan iklim.
Jadi, pendekatan pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim adalah pendekatan yang penting dan diperlukan untuk menghadapi tantangan atas perubahan iklim. Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim ke dalam kebijakan dan program yang ada, serta mengalokasikan sumber daya yang memadai, kita dapat mencapai ketahanan yang lebih baik terhadap perubahan iklim dan melindungi masa depan Bumi bagi generasi mendatang.
Rekayasa Lokal Resiliensi Bencana
Rekayasa lokal resiliensi bencana adalah strategi yang bertujuan untuk membangun ketahanan komunitas lokal dalam menghadapi bencana alam secara holistik. Dalam menghadapi ancaman bencana yang semakin rumit, strategi ini menyatukan berbagai bagian mulai dari perencanaan, pemantauan, mitigasi, tanggap darurat, pemulihan.
Pertama-tama, dalam proses perencanaan harus diperhatikan dengan matang dan partisipatif. Proses perencanaan yang melibatkan komunitas lokal setempat memungkinkan identifikasi risiko dan kerentanan spesifik yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko, langkah-langkah mitigasi yang efektif dapat dirancang untuk mengurangi dampak bencana.
Pada proses ini juga melibatkan pemantauan berkesinambungan terhadap situasi dan perkembangan potensi bencana. Sistem peringatan dini yang andal dan efisien diperlukan untuk memberikan informasi tepat waktu kepada masyarakat tentang ancaman bencana yang mungkin terjadi. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil tindakan preventif atau evakuasi yang tepat untuk melindungi diri mereka dan aset mereka.
Selain itu, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana merupakan bagian urgen dalam resiliensi lokal. Pelatihan dan pendidikan tentang langkah-langkah tanggap darurat, pertolongan pertama, evakuasi, dan pemulihan menjadi penting. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko cedera dan merespons dengan lebih efektif pada saat terjadinya bencana.
Selanjutnya, dalam upaya pemulihan tidak hanya sebatas memperbaiki kerusakan fisik, tetapi juga memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana di masa depan. Ini melibatkan pembangunan kembali infrastruktur, pemulihan mata pencaharian, pemulihan psikososial, dan pendampingan dalam membangun kembali komunitas yang lebih kuat.
Secara keseluruhan, rekayasa lokal resiliensi bencana secara komprehensif adalah pendekatan yang penting dalam menghadapi ancaman bencana. Dengan perencanaan yang matang, pemantauan yang efektif, peningkatan kapasitas masyarakat, investasi dalam infrastruktur tangguh, dan upaya pemulihan yang berkelanjutan, kita dapat memperkuat ketahanan komunitas dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam.
Mengasuh Bencana melalui MDMC
Provinsi Kalimantan Barat mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalbar nomor 355/BPBD/2023 tentang Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalbar Tahun 2023. SK tersebut telah ditandatangani oleh Gubernur pada 24 Februari 2023 lalu dan berlaku sampai tanggal 31 Oktober 2023. Status siaga tersebut juga dapat diperpanjang sesuai situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
Per bulan Juli 2023 data yang diungkapkan oleh KLHK bahwa Luas karhutla di wilayah Kalimantan Barat tahun 2023 sampai dengan Juli seluas 1.962,59 Ha. Menurut Kadis LHK Provinsi Kalimantan Barat bahwa mengungkapkan berdasarkan data yang diperoleh pihaknya, luasan hutan dan lahan terbakar di Kalbar mencapai 12.538 hektare per bulan Agustus 2023. Kebakaran hutan dan lahan tersebut sebagian berada di daerah gambut dan mineral yang ada didalam serta diluar kawasan hutan.
Dari data tersebut kitab bisa melihat ada peningkatan luas area lahan terbakar yang terjadi di Kalimantan barat. Kebakaran hutan dan lahan tersebut tentu bisa jadi akan meningkat mengingat situasi El-Nino yang masih terjadi. Dengan keluarnya SK status siaga darurat penanganan bencana asap hal ini menjadi perhatian banyak pihak khususnya MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Kalimantan Barat.
Mengasuh bencana merupakan ihwal penting dalam menghadapi situasi yang tidak terduga dan membantu masyarakat yang terdampak. Dalam pandangan MDMC Kalimantan Barat, mengasuh bencana adalah suatu kewajiban yang harus diemban oleh semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, badan penanggulangan bencana, relawan, dan masyarakat setempat.
Pentingnya terletak pada upaya untuk melindungi dan mendukung masyarakat yang terdampak. Bencana alam atau bencana manusia dapat menyebabkan kerugian yang besar, baik dalam hal kehilangan nyawa, kerusakan infrastruktur, maupun gangguan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, mengasuh bencana bertujuan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dan membantu masyarakat dalam pemulihan.
Salah satu aspek penting dalam diantaranya adalah perencanaan yang matang sebelum terjadinya bencana. Dalam hal ini, pemerintah dan lembaga terkait harus melakukan identifikasi potensi bencana yang mungkin terjadi di wilayah tertentu dan memahami risiko serta kerentanan masyarakat. Dengan perencanaan yang baik, langkah-langkah pencegahan dan mitigasi risiko dapat diimplementasikan dengan lebih efektif.
Selain itu, cakupan koordinasi yang efektif antara berbagai pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana. Koordinasi yang baik memungkinkan sumber daya dan upaya untuk dialokasikan dengan tepat dan efisien. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, badan penanggulangan bencana, sukarelawan, dan masyarakat setempat sangat penting dalam menghadapi situasi darurat dan membantu masyarakat yang terdampak.
Pemantauan situasi bencana juga merupakan komponen penting dan fundamental. Dengan memantau perkembangan bencana secara terus-menerus, informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk mengarahkan respon yang sesuai. Pemantauan yang baik juga memungkinkan penyesuaian strategi penanggulangan sesuai dengan keadaan terkini, sehingga dapat memberikan bantuan yang tepat waktu dan relevan.
Terakhir perlu juga melibatkan upaya pemulihan setelah bencana, bantuan darurat seperti makanan, air bersih, tempat tinggal sementara, dan layanan kesehatan sangat penting dalam membantu masyarakat yang terdampak. Selain itu, pemulihan juga melibatkan rekonstruksi infrastruktur yang rusak, bantuan psikososial bagi korban, dan pendampingan dalam memulihkan mata pencaharian masyarakat.
Melalui MDMC Kalbar penting dan menjadi suatu keharusan keberpihakan atas kesiapsiagaan adalah suatu keniscayaan dalam menghadapi situasi darurat. Dalam upaya ini, perencanaan yang matang, koordinasi yang efektif, pemantauan situasi yang terus-menerus, dan upaya pemulihan yang terarah harus menjadi prioritas. Dengan mengasuh bencana secara komprehensif, kita dapat membantu masyarakat terdampak untuk pulih dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bencana di masa depan.
SALAM TANGGUH!
Penulis: Mas Ageng – Aktivis Muhammadiyah Disaster Management Center
Kalimantan Barat