Tantangan implementasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan masih menjadi perhatian dari berbagai pihak. Sejak tahun 2020 KKI Warsi bersama P4F sedang mengembangkan wadah komunikasi dalam bentuk forum multipihak. Dengan mencoba model pendekatan yang berbeda untuk mendorong kolaborasi yang efektif antara para pemangku kepentingan. Setelah tiga tahun implementasi, model kolaborasi dengan pendekatan berbeda ini menghasilkan banyak kolaborasi taktis antara berbagai aktor di tingkat lanskap. Berkenaan hal tersebut pembelajaran dan pengalaman yang telah didapatkan terutama dalam pemanfaatan tools-tools dalam pengelolaan forum akan dituangkan dalam bentuk pelatihan dengan tujuan berbagi pembelajaran bersama dengan para pengelola forum multipihak maupun organisasi/Lembaga lainnya. Yang dihadiri oleh berbagai perwakilan Forum Multipihak, salah satunya FORSTAR (Forum Stakeholder Kapuas Raya) Sintang. Pada tanggal 5 -7 Februari 2024 , bertempat Hotel Harris Pontianak, Kalbar.

 

Pada hari pertama (5 Februari 2024), session 1 yaitu Sharing Knowledge dalam pengelolaan Landscape Protection Forum di Jambi dan Sumatera Selatan oleh KKI WARSI. Dua Landscape Protection Forum yang difasilitasi oleh KKI Warsi adalah Platform Kolaborasi Bukit Tiga Puluh (PKBT) di jambi dan Platform Kolaborasi Meranti Harapan (PKMH) di jambi dan sumatera Selatan. Ada beberapa tantangan utama Lanskap yaitu Laju deforestasi hutan sekunder tinggi di area butter Taman Nasional Bukit Tiga Puluh karena kegiatan illegal, yang berdampak terancamnya keanekaragaman hayati karena hilangnya habitat dan kegiatan ilegal di lanskap Bukit Tiga Puluh. selain itu forum sebelumnya mengupayakan inklusivitas untuk memastikan bahwa semua suara didengar, namun pencapaian dalam kolaborasi langsung antar stakeholder masih terbatas.

 

Maka, penting sekali mekanisme dan struktur Tata kelola yaitu perlu mengembangkan baseline untuk identifikasi isu lanskap agar memiliki pemahaman yang sama antar stakeholder. Membangun kepercayaan dan memperkuat networking, membangun mekanisme pengelolaan forum yang efektif dan efisien dan membentuk struktur tata kelola yang jelas. Maka perlu membentuk fondasi yang kuat untuk protection forum dalam trust building dan transparansi, menciptakan pemahaman bersama dan menyusun Right Governance dengan menggunakan tata kelola dan akuntabilitas yang jelas dan netral. 

 

Dilanjut dengan Session 2 yaitu Stakeholder analysis dan Common Ground, dengan melakukan stakeholder analysis kita dapat melihat proses dalam mengidentifikasi semua pihak yang terlibat dalam forum/program apakah itu kepentingannya/interest dan atau pengaruhnya/influence. Untuk memastikan efektivitas analisis stakeholder, perlu mengidentifikasi stakeholder di tiap level management, menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan informasi, analisis selalu diperbaharui berdasarkan perubahan susunan suatu organisasi/Lembaga. Dengan melakukan stakeholder analysis dapat membantu membangun hubungan, mengidentifikasi masalah, dan membuat keputusan yang lebih strategis. Menggunakan Template dan Matrix yang sudah diimplementasikan dalam Forum/organisasi oleh KKI Warsi.

 

Selain itu dilanjutkan dengan Analisis Isu bersama (Common Ground Analysis), dengan menggunakan tools yang sudah diimplementasikan oleh KKI Warsi dalam forum/organisasi. Tools ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi Masalah yang dominan terjadi, prioritas masalah yang ingin diselesaikan, mengidentifikasi akar masalah dari isu bersama dengan tools “5 WHYS” dari Definisi Masalah sampai akar masalah. Maka, sangat penting sekali melakukan Stakeholder Analysis dan Common Ground untuk Penghidupan dan Keberlanjutan suatu Forum/organisasi itu sendiri.

 

Lanjut hari Kedua  (6 Februari 2024) diawali dengan mereview sharing knowledge pada hari pertama dan dilanjutkan dengan pada session 3 yaitu bagaimana membangun Kolaborasi dan kepercayaan. Oleh karena itu, Penting sekali membangun Hipotesis Kolaborasi. Dengan menginput stakeholder analysis, analisis identifikasi akar masalah, maka perlu sekali brainstorming antara internal dan stakeholder terkait yang akan menghasilkan items hipotesis kolaborasi. Selain itu untuk membangun kepercayaan dalam forum yaitu penyelesaian isu bersama beserta akar masalahnya, pelibatan anggota forum yang tepat, penyusunan hipotesis kolaborasi secara partisipatif, memastikan pertemuan berjalan efektif dan produktif, mempertahankan konsistensi pelibatan anggota forum, networking dan trust building penyelarasan kebutuhan dan tujuan bersama, dari keseluruhan proses dari awal yang dilakukan tujuannya membangun kepercayaan. Makanya penting sekali untuk mengukur kepercayaan anggota forum untuk dapat mengelola resiko yang akan dihadapi (risk management), dan dapat dilakukan secara berkala dan salah satu tools yang paling mudah dipergunakan dan dianalisis adalah google form dengan menggunakan kuesioner/template barometer trust yang sudah pernah diimplementasikan dalam forum oleh KKI Warsi.

 

Lanjut dengan session 4 yaitu storyline and top-down Communication, untuk memberi pemahaman dalam tips komunikasi/penyajian dengan baik dan mudah dipahami dengan baik oleh audiens. Tetapi hal terpenting sebelum kita menyajikan gagasan kita harus mengenal audiens, apa yang sedang dan akan mereka butuhkan.  Selain itu menggunakan Top-Down Communication dalam piramida gagasan yaitu pertama kita harus memahami poin, data, dan fakta pendukung untuk membangun argumen yang kuat dan memberikan validitas hal yang disampaikan, kedua argumen pendukung adalah bukti dari gagasan, ketiga gagasan pokok, ketiga gagasan pokok atau jawaban, gagasan ini adalah pesan utama yang kita ingin audiens dapat mudah pahami. Dilanjutkan dengan membuat alur cerita dan presentasi, dan cara best practice dalam menyajikan/membaca grafik agar mudah dimengerti dan dipahami oleh audiens. Dalam pembelajaran ini agar memahami tingkat pemahaman audiens, dan pendekatan komunikasi ide top-down. Terakhir seluruh peserta sesuai dengan perwakilan forum/organisasi membuat presentasi dengan menggunakan bahan atau data yang sudah dibuat dalam analisis stakeholder dan Common Ground.

 

Hari terakhir (7 Februari 2024) sharing knowledge tentang aplikasi trello yang sudah dipergunakan oleh KKI Warsi dalam Management dan mempermudah Kinerja suatu organisasi/Lembaga dalam menjalankan program. Selain itu untuk mengontrol dan mengetahui  suatu program yang sedang berjalan/belum dan yang sudah selesai. Dalam hal ini aplikasi trello juga untuk membentuk kedisiplinan pada anggota/staf dalam menjalankan jobdesknya.

Harapannya dengan telah mengikuti Training Pengelolaan Forum Multipihak, peserta mendapat gambaran umum tentang pendekatan dan perspektif kolaborasi forum multi pihak, serta dapat sharing ilmu cara mengelola/manajemen forum multipihak kepada organisasi/Lembaganya masing-masing.