Dalam perjalanannya, acap kali ditemukan kendala dalam sebuah komunitas ataupun organisasi dimana semangat dan motivasi anggota menurun, entah itu prokduktiitas ataupun efektifitas. Sebagai langkah agar hal-hal yang dapat mengganggu tidak terjadi, perlunya diadakan bonding ataupun sharing sesion untuk meningkatkan dan mengingatkan kembali semangat awal agar tetap ada dan terjaga.

 

Senin malam, 24 Juli 2024, di 180° Coffee And Eatery Sanggau, Swandiri Inisiatif Sintang bersama Simpul Relawan Peduli Lingkungan Sintang dan Sanggau  melaksanakan nonton bareng (nobar) sebuah film dokumenter karya Watchdoc Indonesia dengan judul “LONGGOK (C)EMAS : Mengeruk Emas, Menimbun Cemas”. Film yang mengangkat masifnya penambangan tanpa izin / PETI yang terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Di dalam cerita yang disajikan dengan visual apik dan didukung pula dengan monolog  yang menggiring ke dalam sayup kata demi kata menghanyutkan penonton pada alur mengerikan penambangan emas ilegal dengan masalah kompleks di dalamnya.

 

Film yang berdurasi 38 menit 10 detik ini menceritakan bagaimana dampak penambangan pada wilayah hutan yang semakin tergerus akibat perluasan ataupun perpindahan lokasi penambang, menampilkan pula sudut pandang dari sisi seorang penambang ataupun mantan penambang, permasalahan yang timbul akibat tambang dan langkah penyelesaian dari pihak berwenang dan juga pendapat tokoh yang kontra terhadap kehadiran tambang.

 

Akibat dari visualisasi yang baik dari Watchdoc Documentary dalam film ini, maka terbangun pula dinamika diskusi diantara Simpul Sintang dan Sanggau untuk membahas permasalahan tambang yang ada di film maupun di tempat masing-masing. Di masing-masing kesempatan anggota simpul mengutarakan pendapat tentang apa yang mereka tanggap dari film yang disaksikan bersama. Dalam roda diskusi yang berlangsung, mencuat permasalahan yang ditangkap oleh Simpul Sintang dan Sanggau seperti bagaimana peran aparat pemerintahan dan penegak hukum menyikapi perizinan tambang, bagaimana pola pemilik, penadah dan pekerja dalam aktivitas PETI ini, bagaimana tanggapan dan dampak pada masyarakat terkait limbah ataupun wilayah PETI.

Nobar yang dihadiri 15 orang perwakilan Simpul Sintang dan Sanggau ini diharapkan mampu membangun komunikasi yang baik antar simpul dan juga mengembalikan semangat advokasi dan pemantauan pelanggaran lingkungan melalui platform independen dan diteruskan ke platform milik pemerintah SP4N LAPOR.