Dalam 10 tahun terakhir masyarakat di Kalimantan Barat, juga di wilayah Kalimantan lainnya didera oleh beraneka derita. Jutaan warga dipaksa hidup berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan dengan oksigen penuh asap pembakaran lahan, dan dalam tiga tahun terakhir, ratusan ribu warga sengsara, karena rumah dan sawah di rendam oleh banjir. 

Asap dan banjir hanyalah akibat dari aksi segelintir manusia yang membabi buta dalam pengelolaan tanah dan air tanpa menghiraukan keselamatan manusia. Mereka menjadi membabi buta karena “diperkenankan” oleh penguasa.

Persoalan ini bukan sekedar persoalan kerusakan lingkungan, tapi persoalan kerusakan akal budi manusia yang telah menerima gagasan bahwa keberlangsungan hidup manusia boleh diabaikan demi uang dan keuntungan.

Dan mendiamkan nya, berarti kita telah menyetujui bahwa manusia dan kehidupan manusia itu tak penting, sehingga boleh disingkirkan dan boleh dikorbankan. 

**

#lokalberdaya #inisativeimpact #solidaritaslokal

Penulis: Beni Sulastiyo, pontianak