Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) bersama Tim River Cities Nexus (RCN) melaksanakan Diskusi Multi-pihak : Hubungan Kota dan Sungai dalam membangun ketahanan kebencanaan, pada tanggal 3 Mei 2024 di Aula Bappeda Kabupaten Sintang. RCN merupakan jaringan kerja global yang membangun platform dan basis pengetahuaan pada 40 kota-sungai di dunia. Kota Sintang merupakan salah satu dari 40 kota dalam jaringan tersebut.
Kepala Bappeda Kabupaten Sintang menyampaikan kebencanaan merupakan isu strategis RPDP, RPJMD, RKPD, dalam hal ini resiko kebencanaan semakin meningkat. Dari 14 Kabupaten ada 12 Kabupaten yang berdampak. Di tahun 2024 saja sudah tiga kali terjadi banjir di Kabupaten Sintang. Resiko kebencanaan semakin meningkat, namum Pemerintah kabupaten masih memiliki kewenangan terbatas, SDM, Koordinasi dan sinergi antar Pemerintah maupun non pemerintah, anggaran, teknologi dan rendahnya budaya sadar bencana dan partisipasi masyarakat. Harapannya, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan dapat memproduksi pengetahuan penting untuk merumuskan ketahanan kebencanaan di Sintang serta menjadikan pengetahuan tadi sebagai isu strategis dalam basis dokumen perencanaan.

Salah satu anggota Tim RCN, menyebutkan penanganan bencana banjir bersifat dinamis dan akan melibatkan berbagai sumber daya baik dari dalam sistem pemerintahan daerah maupun dari luar potensi pemerintah daerah. Mitigasi dapat memanfaatkan teknologi dan mempertegas aturan. MIsalkan untuk kota sintang perlu melihat peluang perencanaan pada 10-20 tahun dengan situasi banjir yang semakin intens dengan membangun kota satelit baru untuk memindahkan populasi di dalam kota sintang yang paling parah dan rentan mengalami bencana banjir secara terus menerus, atau memikirkan konsep populasi kota yang mampu hidup bersama air (banjir). Faktor lain yang sudah harus menjadi pertimbangan adalah perubahan cuaca ekstrim. 

Para pihak yang terlibat dalam diskusi melihat dampak perubahan iklim global sudah mempengaruhi skala lokal sehingga mempelajari ulang hubungan kota SIntang dan sungai yang mempengaruhinya merupakan pintu masuk alternatif untuj memahami anatomi banjir di kabupaten SIntang. Sintang sendiri merupakan wilayah yang menjadi pertemuan dua sungai penting yakni sungai melawai dan sungai Kapuas. Pengetahuan terkait hubungan sungai dan kota ini akan memberikan jalan masuk yang berbeda dalam memahami bencana banjir. Oleh karena itu, sebagian besar pemangku kepentingan di Kabupaten Sintang sepakat harus adanya urgensi merancang penanganan kebencanaan ini yang dimulai dengan ketahanan kebencanaan skala desa yang mendukung ketahanan skala kota, membuat kajian resiko kebencanaan, membuat early warning system daerah melalui teknologi, menyusun detail tata ruang kota sintang yang memperhatikan kerentanan dan kerawanan bencana banjir. Selain itu, para pihak juga melihat pentingnya Kerjasama taktis pada saat terjadi bencana terutama dalam penyediaan kebutuhan pokok seperti listrik, telekomunikasi, transportasi, bahak bakar dan bahan makanan tetap tersedia dan dalam kondisi yang siap ketika terjadi bencana
Sedangkan dari aspek dokumen, pemerintah kabupaten sintang sudah terlibat dalam penyusunan Indeks ketahanan daerah (IKD) dan mulai memasukan perspektif kebencanaan dalam dokumen-dokumen perencanaan daerah yang sedang disusun.

SIS bersama Tim RCN Kalbar akan mengambil peran dengan menyusun policy brief yang mengarah kepada basis alternatif penanganan melalui tiga metode seperti penyediaan ruang tampung limpasan air yang berlebihan keluar kota sintang, penyediaan zona sponge/wilayah serap air di sekitar kota sintang atau opsi menyiapkan kota dan populasinya dapat hidup dengan air. Isu kebencanaan yang akan dibangun didalam policy brief akan sangat memperhatikan hubungan sungai dan kota sintang untuk membangun ketahanan terhadap bencana banjir. Oleh karena itu, rumusan policy brief diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan referensi tambahan bagi pembuat kebijakan dalam dokumen perencanaan kabupaten sintang serta masuk kedalam Isu strategis RPDP, RPJMD, RKPD Pemerintahan Kabupaten Sintang Tahun 2025.