Aula Botani Distanbun Kabupaten Sintang telah berkali-kali menjadi saksi atas dukungan Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) kepada petani kelapa sawit swadaya dari desa Sui. Buluh dan Jaya mentari. Pagi ini Selasa, 21 May 2024 SIS kembali membersamai para petani kelapa sawit swadaya dari dua desa tersebut dalam Loka Karya Pembahasan Rencana Kerja Bersama untuk sertifikasi ISPO bagi kelompok pekebun swadaya.

Kegiatan dibuka oleh Bpk, Arif Budi Setiawan selaku Kabid bidang perkebunan Distanbun Kabupaten Sintang. Dalam sambutannya beliau menyampaikan adanya regulasi yang mewajibkan petani kelapa sawit untuk mengikuti ISPO ia juga menyatakan pentingnya dukungan dari mitra pembangunan untuk membantu petani swadaya dalam pelaksanaan regulasi tersebut “Ada arahan bagi petani sawit untuk melakukan ISPO itu tertuang dalam aturan Kementrian, Impres dan kepres semua pekebun kelapa sawit wajib melakukan sertfikasi ISPO untuk itu kami bersama mitra mengupayakan itu bisa terlaksana, makanya dukungan para pihak itu penting”.

Selain itu Ia juga berharap bahawa proses-proses menuju ISPO sudah mulai dilakukan dari sekarang walaupun belum bisa terselesaikan pada tahun ini dan menceritakan soal proses STDB yang tengah berjalan. “Harapan kita walaupun belum bisa langsung ISPO pada tahun ini tahapan ISPO sudah dilaksanakan pada koprasi di jaya mentari dan sui buluh. Kalau S-TDB memang kita pending karena ada perubahan regulasi dari S-TDB manual harus di konversi ke E-STDB. Untuk Jaya Mentari dan Sui. Buluh sebenarnya sudah hanya tinggal menunggu proses konversi saja”.

kegiatan Loka Karya Pembahasan Rencana Kerja Bersama untuk sertifikasi ISPO bagi kelompok pekebun swadaya ini juga melibatkan Disperindagkop dalam upaya memperkuat lembaga milik petani sawit swadaya yang telah berbentuk koperasi petani sawit swadaya. Pada kesempatannya Bpk. Anton dari Disperindagkop Sintang menceritakan tentang prinsip-prinsip koperasi yang harus ada didalam koperasi yang dibuat oleh petani sawit swadaya. “Pelaksanaan koperasi harus bersifat profesional dan demokratis, Pembagian hasil usaha dibagi secara adil dan merata kepada anggota-anggotanya. Koperasi harus mandiri tidak bergantung kepada pihak-pihak lain. Kerjasama antar koperasi harus di tingkatkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Kegiatan lebih banyak membahas tentang tahapan sertifikasi ISPO yang harus dilalui oleh para petani swadaya serta pendekatan-pendekatan yang tengah mereka lakukan. Dan dengan melakukan pendekatan green supply chain memastikan nilai tersebut ada dalam setiap rantai pengelolaan kelapa sawit dikabupaten sintang. Dalam tahapan sertfikasi ISPO, paling penting dilakukan penyiapan di tingkat kelompok pekebun. Dari proses sebelumnya kami melihat masih ada yang perlu diperkuat seperti Legalitas kelompok perlu segera dilengkapi, dan struktur pengurus perlu untuk di perkuat.

Diskusi yang berjalan dengan sangat cair pada kegiatan ini membuat para petani swadaya dan kepala desa bersemangat untuk bertanya, menanggapi bahkan menceritakan uneg-unegnya selama ini dalam berproses untuk memajukan petani sawit swadaya di desa masing-masing. Thomas kepala Desa Jaya Mentari menceritakan tantangan yang ia hadapi di desa, Ia mengatakan bahwa masyarakat di Desa Jaya Mentari sangat bergantung pada hasil pertanian sehingga mengharuskannya menganggarkan dalam RPJMDES untk membantu pertanian masyarakat. “Jaya mentari adalah salah satu desa yang mengharapkan pertanian dan perkebunan sawit dan karet, masyarakat benar-benar bergantung dengan hasil pertanian. RPJMDES saya memang menyentuh kepada pertanian dan perkebunan, karena itu dari ketahanan pangan kita menganggarkan bibit karena masyarakat membutuhkan itu, salah satunya bibit sawit”.

Selain itu ia juga mengapresiasi kerja-kerja SIS di desanya dan menceritakan tentang antusiasme dan kebutuhan masyarakat dalam lanjutan program yang sebelumnya dibawa oleh SIS. “Terimakasih pada pihak Pemerintah dan SIS, Terimakasih sekali lagi untuk SIS sudah mensupport selama ini, Masyarakat sangat antusias, sekarang masyarakat sudah mulai menanam sawit secara mandiri cuma tantangannya mereka belum tertata dengan rapi secara menyeluruh, dari SIS sudah melakukan penataan kemarin untuk beberapa kelompok petani, kami minta untuk diteruskan untuk dibantu dalam penataan kelompok dan berikan bantuan peningkatan kapasitas untuk petani sawit swadaya”.

Apresiasi juga datang dari Pak Tutol Kades Sui. Buluh dan ia juga meminta untuk diberikan penguatan-penguatan pada kelompok petani sawit swadaya di desanya agar petani disana memiliki metode yang tepat dan seragam. “Saya melihat NGO yang mendampingi kita ini memang luar biasa terutama SIS saya ucapkan terimakasih. Kemarin kita sudah dibentuk struktur dan sop nya untuk kelompok namun seiring berjalan waktu mereka bekerja dengan metode masing-masing, Kami mohon bantuan dari Pemerintah dan SIS untuk mengatur SOP petani dalam penanaman dan perawatan sawit karena masih banyak yang sembarang tanam”.

Ia juga meminta kepada Distanbun Sintang untuk menyiapkan PPL khusus sawit yang bisa mendampingi mereka setiap saat. “Kami minta pendidikan khusus untuk pembibitan dan penanaman sawit, supaya metode yang digunakan seragam dan memudahkan ketika audit ISPO. Kami minta juga Distanbun menyiapkan PPL khusus yang bisa mendampingi kami”.

Dalam diskusi ini Pak Pahan selaku perwakilan Petani Swadaya dari Sui. Buluh juga meminta Distanbun untuk tegas dalam mengupayakan kemitraan petani sawit swadaya dengan perusahaan. “Keinginan kami untuk menunjang setiap kegiatan pihak investor terdekat harus di undang, karena beberapa kali kita mengundang tidak pernah datang, mohon di tindak tegas, supaya petani mandiri dengan perusahaan terdekat bisa terhubung”.

 

Setelah diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan menyusun rencana kerja besama bagi kelompok pekebun swadaya. Pelaksanaan dari rencana kerja bersama akan di koordinasikan secara intensif oleh para pihak sesuai dengan tata waktu yang telah disepakati. Kesepakatan ini pun di tuangkan kedalam berita acara kesepakatan rencana kerja bersama bagi kelompok pekebun swadaya.