Dalam menjalani hidup & kehidupan, kita dituntut utk mampu beradaptasi dgn baik. Sehingga dapat eksis, ‘up to date’, serta senantiasa komlementer dgn segala kebutuhan faktual di lapangan kehidupan. Apakah itu sulit dilakukan? Pasti ada yg bilang; ‘berat, ada juga yg nyebut ‘gampang2 susah’, dst. Alasan pasti muncul beragam. Namun jika belajar dari kisah2 aktor terdahulu, sebetulnya gampang2 aja.
#OPINI #masyarakat #manusia
Atas Nama Damai
Falsafah ke-Indonesiaan yang di simbolkan oleh burung garuda, populer kita menyebutnya dengan pancasila. Suatu rumusan besar oleh pendiri bangsa. Ketika sang elang garuda mencengkram satu kalimat yang kira-kira bunyinya begini Bhineka Tunggal Ika. Sangat dalam bukan, suatu kalimat dengan susunan sederhana tapi menyimpan segala nilai kerukunan, ketentraman, dan kedamaian. Timbul kembali pertanyaan. Sudahkah setiap kita megamalkan nilai pancasila ini dan menghadirkan kesejukan di lingkungan kita?
Pesantren Peradaban
Dalam dunia ‘diklat’ kita mengenal berbagai macam metode & model. Bahkan sejak berabad-abad lalu, model pengajaran sudah berlangsung. Di lembaga-lembaga agama pun punya modelnya masing-masing. Selain Islam yang terkenal dengan Pesantren, Katolik pun memiliki ‘Pesantren’ atau Seminari yang mendidik anak-anak muda usia sekolah mengenal ajaran Kristus. Begitu pula Budha, Hindu dll. Apalagi di dunia CSO, tak terhitung banyaknya model pelatihan yang dilakukan. Namun intinya, seluruh diklat/sekolah adalah transformasi. Baik ilmu maupun nilai-nilai pelajaran hidup yang dapat menjadi pengetahuan publik.
Menyiapkan ‘Generasi Emas’
Peradaban itu praksisnya soal konfigurasi aktor & faktor2 yg mempengaruhinya. Dalam lintasan sejarah republik, kita dapat menyaksikan bagaimana dinamika kontestasi narasi & aksi perubahan tokoh-tokoh terdahulu. Mulai saat kemerdekaan, hingga masa 23 tahun reformasi hari ini. Belajarlah dgn generasi pemenang yg membangun peradaban. Pada generasi yg kalah cukup dijadikan ‘cermin’.
Manusia; makhluk peneliti
Sejatinya manusia diberikan akal agar digunakan utk memaknai apapun. Baik yg tampak, bahkan tak tampak dlm setiap kejadian. Pasti ada variabel, objek, indikator serta alat bukti utk sampai pada kesimpulan. Silahkan membangun asumsi & hipotesisnya masing2, namun tariklah kesimpulan dgn jujur.